Kantor Kecamatan Kalinyamatan |
Empat belas tahun terakhir, Kalinyamatan sebagai kecamatan penghubung jalan untuk menuju pusat kota Jepara maupun keluar kota: Kudus, Demak maupun Semarang menuai keramaian yang cukup signifikan. Tentunya keramaian itu nampak dalam aneka macam bidang; pendidikan, perekonomian, agama, sosial maupun budaya.
Bidang pendidikan. Terpenuhinya forum pendidikan mulai Play Group, Taman Kanak-kanak, SD, SMP/MTs dan SMA/MA dan SMK. Juga, ada sejumlah bimbingan mencar ilmu dan tempat kursus semisal Jenggala Course serta Primagama. Selain itu, berdirinya penginapan-penginapan dan cafe serta puluhan warung internet untuk penunjang pendidikan sudah mulai mengepung aneka macam kampung.
Sedangkan untuk sisi religiusitas, Kalinyamatan tak perlu ditanyakan lagi. Sejumlah madrasah (diniyah-wustho dan ulya), pesantren salaf dengan dominasi modern sampai acara keagamaan harian, mingguan maupun bulanan kerap dilaksanakan ormas NU maupun Muhammadiyyah. Religiusitas Kalinyamatan semakin tampak dengan megahnya bangunan masjid Baiturrohman Purwogondo dan Robayan serta masjid al-Ikhlas desa Kriyan.
Sementara itu, untuk perekonomian warga, desa Kriyan misalnya, masih menggantungkan diri sebagai perajin monel maupun pusat pengasapan ikan. Desa Sendang masih tetap eksis dengan pusat konveksi. Begitu pula dengan Pendo Sawalan sebagai pusat perajin kerudung mukena. Juga desa Margoyoso, pusat kemasan (kerajinan emas) dan Purwogondo untuk kerajinan Pande Besi. Pasar tradisional Kalinyamatan, beberapa mini market, distro maupun pertokoan turut meramaikan kecamatan yang berbatasan dengan kecamatan Pecangaan, Mayong dan Welahan.
Waterboom & 3D Theater "Tiara Park" |
Tak hanya itu wisata keluarga juga dibangun dengan hadirnya Waterboom Theater dan 3D "Tiara Park" menambah suasana kalinyamatan makin ramai dengan wisatawan lokal dari aneka macam daerah.
Untuk malam hari, pasar Kalinyamatan kian eksotis. Tepatnya depan pasar, aneka macam aneka pakaian dijajakan. Begitu pula bermacam-macam masakan yang dapat memanjakan syahwat lisan dan perut kita. Pujasera, pusat jajanan serba ada tersebut menjadi jujukan warga sekitar maupun daerah lain untuk menikmati aneka masakan sampai larut malam.
Pesta Rakyat Baratan |
Selain itu, setiap 15 Syakban (lima belas hari sebelum bulan berkat tiba) masyarakat Kalinyamatan merayakan tradisi Baratan. Selepas maghrib, warga Muslim membaca surat Yasin tiga kali. Sehabis Isyak melaksanakan doa bersama dan bancakan nasi puli (makanan dari beras yang dicampur dengan zat pengenyal). Hal tersebut dilaksanakan di musholla, masjid maupun langgar. Di hari yang sama, ditradisikan Baratan (mengenang Ratu Kalinyamat) oleh Lembaga Kemasyarakatan Kalinyamatan.
Tradisi Maleman di Kalinyamatan |
Adapula Maleman, tradisi yang telah mengakar semenjak 1930. Maleman hampir sama dengan Dandangan (Kudus) dan Dugderan (Semarang). Bedanya, jikalau Dandangan dan Dugderan untuk menanti pengumuman pemerintah akan datangnya 1 Ramadan. Sementara Maleman, tradisi untuk menunggu pengumuman 1 Syawal dari pemerintah. Maleman biasanya diselenggarakan tanggal 15 bulan berkat sampai malam takbiran. Beberapa pedagang lokal maupun tiban (Kudus, Semarang, Demak, Solo, Yogyakarta) memadati daerah Maleman di desa Margoyoso dan Purwogondo.
Perkembangan Pesat Kecamatan Kalinyamatan
Reviewed by Unknown
on
06.05
Rating:
Tidak ada komentar: